Okedah...biar tahu kisah perjalanan biker cewek ini berikut kisah selengkap-nya saya re-post kan dari beranda FB si doi .. https://www.facebook.com/yun.kissendy
Sumber Foto dari FB YUN KISSENDY |
AKAP LINTAS Nusa Tenggara Timur
- Jarak total = 5.000 km (PP)
- Konsumsi BBM = Rp1.100.000(pertalite)
- Konsumsi rata2 BBM/L = 40km/L
- Biaya makan selama perjalanan = Rp.800.000,-
- Biaya penyebrangan kapal =
- Ketapang - Gilimanuk = 24.000 (x2 jika pp)
- Pd.Bay - Lembar = 129.000 (x2 jika pp)
- Kayangan - Pototano = 54.000 (x2 jika pp)
- Sape - Labuan Bajo = 164.000 + 55.000 boncenger (x2 jika pp)
- Total keseluruhan penyebrangan = 850.000an
- Harga penginapan :
- P. Jawa = pengkondisian
- Bali = 95.000
- Lombok = tidak menginap
- Pel. Sape = 200.000 variatif
- Labuan bajo = 200.000 variatif
- P. Komodo = tidak usah bayar (rumah lokal)
- Ruteng = tidak usah bayar (rumah warga lokal).
Nah itulah perkiraan biaya kemarin saat saya AKAP lintas 5 pulau tsb. Lantas apa saja sih persiapan kemarin saat riding sendiri tanpa rombongan ?
1. Kesiapan fisik
2. Kesiapan motor
3. Kunci2 seperlunya
4. Pakaian secukupnya
5. P3K , dan vitamin Enervon C
6. Sekring
7. Surat2 kendaraan, KTP, dan SIM
8. Jas Hujan
9. Fresh Money
Karena kita paham, jika kita riding tanpa adanya rombongan, jika kita kenapa2 pastilah tidak ada yang membantu. Jadi haruslah sangat bijak dalam mengambil keputusan.
Jadi saya memilih tidak bawa telolet ( yang memakan bagasi), untuk kepentingan bagasi menaruh pakaian2 dan keperluan lain. Jadi motor ga perlu ribet pakai box. Cukup bagasi motor saja di berdayakan.
Dan tangguh nya jetmax, saat ingin berangkat kondisi V Belt dan filter masih sangat aman di gunakan walau kilometer sudah hampir menunjukn 50.000 km.
Oli menggunakan shell ax7 = 2x ganti
Ban menggunakan = IRC standart nmax.
So .. Itu dia kira2 preparation jetmax.
Lalu kita masuk kedalam kisah perjalanan jetmax kemarin, siapkan pop corn nya karena perjalanan akan segera di mulai.
13 Oktober 2017
Sore itu, Sore terakhir saya berkerja di perusahaan saya selama ini. Waktu pulang pun terasa berat karena clerance tak kunjung di tanda tangani.
Waktu itu pukul 9 malam di WA saya terdengar sahut sahutan di dalam group untuk bergegas menuju Honda Bikers Day di gunung kidul.
Mereka kong Supri Sembako, kang Ade Rahmat Romadhon, om Gani TP yang sempat jalan terlebih dahulu menuju jogja, dan saya hanya bisa menyimak kondisi jalan yang di infokannya lewat group.
Teng.. .
jam 11 malam, waktunya bergegas dan pamit. Bawasannya saya akan kembali 2 atau 3 minggu lagi.
Dan saya minta info posisi waktu itu di group, "sudah sampai mana nih semua ??" Sahut ku.
"Ane lagi di cirebon nih yun.. " sahut kang rahmat.
"Bismillah ane overtake ya nanti sebelum masuk jogja" sahut ku lagi.
Perjalanan malam itu dimulai. Jam menunjukan 23.20 tapi kalimalang cawang masihlah padat merayap, mungkin efek libur besoknya. Perjalanan waktu itu tak memberikan ku istirahat untuk mata tidur, karena pulang kerja langsung berangkat nyusul.
Jam 01.00 karawang menepi untuk singgah makan nasi goreng dan minum kopi agar tidak masuk angin karena perut kosong di terpa angin. Lalu bergegas berangkat kembali masuk pantura jomin. Kala itu perjalanan cukup monoton, hanya truck dan mobil yang jadi lawan saya. Tidak sedikit juga lubang di jumpai di sekitar indramayu karena minim penerangan dan lobang yang samar2.
Tapi berkat projie jadi masih bisa menghindari dari jauh.
Pukul 04.00 sampai cirebon, minta update posisi tapi tidak ada yang sahut, hanya ada last update jam 03.30 di brebes.
Sepertinya rombongan didepan jalan tidak begitu kencang, jadi selisih waktu dan jarak bisa di pangkas lumayan banyak.
Langsung saja saya gas.
Pukul 05.30 sampai brebes ketemu beberapa rombongan anak beat dari jakarta yang menuju HBD, tiiinn tiinn maaf saya seset kanan duluan karena jam'e mepet. Dan masuk tegal bertemu rombongan nmax tapi belakangnya rombongan varian honda semua, Beberapa ada yang sudah lelah bahan ngantuk. Jadi saya salip sekalian klakson supaya bangun saja. Dan sempat ikut di belakang saya sampai lepas tegal timur.
14 Oktober 2017
Pukul 08.00 sampai di alas roban, saya rest di spbu untuk cuci muka, lalu membuka HP dan baru menyadari bahwa konvoi teman2 saya lewat bumiayu bukan lewat pantura. Yasudahlah pantes ga ketemu2.
Pukul 08.30 masuk weleri mencoba motong jalan dan memilih jalan yang sejuk, ketimbang lewat semarang. Akhirnya sampai jogja sekitar jam 11.00 siang.
Waktu itu di kondisikan dengan sahabatku thomas, lalu diberikan tempat istirahat dan mandi. Habis itu sore saya di antarkan ke gunung kidul untuk bertemu rombongan yang dari jakarta. Dan ternyata rombongan yang dari jakarta jam 7 malam langsung take off jakarta lagi Dan saya belum bertemu mereka.
Hehehehe bocah gemblung cuma PP in jogja doang.
Dan ternyata salah satu dari mereka ada yang tersesat karena ketinggalan rombongan yaitu Irfano Erfalisi, yaudah walaupun ga ketemu mereka, kita selametin yg ketinggalan saja. Akhirnya kita jemput dan kita kondisikan.
Habis itu teman rombongan dari sidoarjo juga baru turun dari gunung kidul setelah usai acara HBD, kita coba kontek dan ketemu dulu sebelum mereka take off kembali ke Sidoarjo.
Supaya ad barengan juga ke sidoarjonya 😂.
Akhirnya kita ketemu di prambanan bersama Dhen Ardany Monica Luigi afan Achmadmaulana Maulanabmc.
Ngobrol2 sebentar di angkringan, lalu karena terlalu larut malam kita bermalam 1 malam lagi di jogja, dan perjalanan di lanjutkan esok hari.
15 Oktober 2017
Esok harinya pukul 12.00 kita prepare dari malioboro, dan baru jalan pukul 3 sore. Maklum jam nya Indonesia (ngaret).
Kali ini saya dilepas oleh Thomas di jogja, dan ikut konvoi bareng SOI ke sidoarjo.
Jalan santai sekitar 70kpj sampai akhirnya masuk solo jam 6 sore.
Melipir makan bakso dulu, murah cuma 5000 dapet banyak, kalo di jakarta goceng dapet 1 bakso sama mie bihun doang kali ya 😂.
Habis itu masuk seragen sudah gelap, dan beberapa konvoi motor bubaran acara HBD menuju timur lumayan banyak, dan akhirnya kita jalan bareng karena iiand ketemu club nya 😂, ga enak kalo di salip.
Jalan waktu itu memang agak cukup monoton karena yang didepan itu itu saja dan mau nyalip konvoi ketika nyalip agak susah, dan apa boleh buat tetap ikut di belakang rombongan.
Dan tiba2 wushhhhhhhhhh... Wuuuushhhhhh ..
Jetmax disalip Sugeng Rahayu dari kanan, dan ada beberapa bis ATB yang ikut di belakangnya.
Tangan waktu itu gatel banget mau ikutan mosak masik sama bis tsb, tapi apa boleh buat kalau dalam rombongan.
Tiba2 dari belakang ada Sugeng rahayu lain yang siap2 nyalip rombongan kita, dan benar saja tangan ini rasanya udah ga tahan lagi. Ketika bis menyalip, saya langsung ngekor di belakangnya, dan merangsek masuk kedepan bareng bis tsb, dan rombongan tiba2 agak sedikit agresif ikut bermanufer dan menambah kecepatan ikut mosak masik.
Masuk alas ngawi jlan jadi agak sempit dan beberapa konvoi terpecah karena banyak truck2 yang tidak kuat menanjak. Tapi konvoi bermain cantik, tidak ada kaki di angkat2 minta jalan, dan tidak ada lalin di angkat2 buat meminta jalan. Semua menggunakan skill.
Bahkan ketika saya dalam kondisi tidak dapat celah, si iiand yang didepan tiba2 membanting motornya kearah lawan arah hanya untuk memperingati bawasannya di lawan arah ada yang masih nyalip (motor saya) dan belum masuk ke kiri jalan. Seketika truck dari lawan arah sedikit ambil kekiri dan agak memperlambat laju.
Nice.
Tapi karena saya agak sedikit gatal melihat goyangan bis Sugeng rahyu didepan yang melikak likuk, saya jadi ingin mengejar dan ingin segera lari bareng dengannya. Dan saya tinggalkan rombongan demi dapatkan bis tsb.
Dan akhirnya dapat dan terjadi permainan apik di tengah hutan tsb. Setelah kurang dari 5 menit menempel bis yang agak agresif tsb saya berhasil menyalip, dan saya baru sadar karena saya sangking semangatnya, rombongan jauh tertinggal dibelakang 😂😂😂
Yasudahlah nanti juga ketemu, akhirnya saya lnjutkan saja terus melaju jetmax sampai tembus 100kpj di jalan yang ramai itu dan penuh lubang. akhirnya bensin saya berkedip ketika sampai caruban.
Sudah pukul 22.00
Jetmax isi bensin dan istirahat di depan SPBU sambil menunggu iiand dkk, 40 menit berlalu akhirnya rombongan iiand lewat dan berhenti.
"Lama banget yan?" Sahutku
"wahhh ga nunut lobangnya serem" kata iiand
"rombongan tadi mana yg bareng sama kita?" sahutku
"mereka ngepom terus rest tadi, gw lanjut jalan aja" katanya
"yaudah mantap makin bebas mosak masiknya" sahutku sambil ketawa.
Dan akhirnya liga jatim di lanjutkan. Tapi sampai mojokerto iiand memilih beristirahat tidur di SPBU dulu dikarenakan takut kelopak matanya rapet.
Dan jalan kembali jam 3 pagi. Sampai rumah maulana sekitar sebelum subuh. Dan kita lanjutkan tidur lagi.
16 Oktober 2017
Masih beraktifitas di sekeliling sidoarjo, dan di bawa ke basecamp mereka bareng om Atiku Rasaneloro dan tente Erly Yanti. Dilepaslah malam itu saya oleh mereka setelah seharian main bersama. Dan bahkan iiand ngak menyangka kalo saya jadi melanjutkan perjalanan ke NTT. Saya hanya di bekali sekring supaya ada cadangan, dan itu cukup membantu karena jetmax sering putus sekring ketika nyalain projie.
Dan perjalanan yang benar2 sendiri itu dimulai. Jam 11 malam masuk pasuruan dan isi bensin dan tarik tunai untuk prepare penyebrangan nanti.
Malam itu begitu dingin dan beberapa rintik hujan menemani perjalanan ku.
Dan seperti biasa ketika lewat jalur paiton rasa merinding itu datang kembali.
Dan ga mau ambil pusing saya hilangkan pikiran2 negatif itu. Setelah melewati perbatasan probolinggo saya bertemu rombongan nmax plat B arah banyuwangi entah mereka mau kemana. Saya kasih jempol dan klakson juga, dan sempat di buntuti mugkin karena penasaran saya plat B juga dan sendiri .
17 Oktober 2017
Pukul 4 pagi Masuk Situbondo pasir putih kawan lama ku Achadi Prasetyo Hutomo memanggil untuk singgah sebentar di tempat dia berkerja di hotel sidomuncul pesisir pasir putih situbondo.
Akhirnya saya menepi dan bersilahturahmi olehnya dan yang benar saja, saya disuguhkan makanan dan minuman yang lezat , yang dimasak olehnya. Wauuuu rezeki nomplok iki pakde. Setelah itu disuruh istirhat dulu disana sampai pagi kelar shift nya, lalu di ajaknya saya main kerumahnya bertemu keluarga achadi di alun2.
Singkat waktu pagi menjelang dan matahari terbit pas didepan mataku. Dan segera kita menuju kediaman kawanku itu. Lalu barulah saya bertemu keluarga yang sangat ramah, baik dan saya pun jadi cepat membaur. baru tiba, langsung ditawarkan makan lagi, tapi saya lebih memilih mandi dan mengistirahatkan mata.
Suasana desa sangat kental.
Harga barang2 pokok sangatlah murah.
Dan dengan berat hati sore itu saya harus bergegas menuju penyebrangan, dan saya di bekali 10 roti untuk selama perjalanan.
Wooow baik sekali. Sekali lagi saya terima kasih.
Masuk ketapang jam 6 sore, dan tiba di gilimanuk jam 7.30 sore. Baru menginjak pulau dewata saya langsung di sambut oleh hujan deras.
Jas hujan dipakai kembali, dan saya berjalan di jalan yang banyak empang di tengah jalan waktu itu dan benar saja, saya menabrak tambalan aspal yang lumayan tinggi ketika turunan. Sampai shock depan ku mengeluarkan bunyi "glodaaak". Untung tidak jatuh, tapi seketika lampu HID mati.
Dan saya coba nyalakan lampu darurat (foglamp) saya. Saya coba cek sekring ternyata putus. Saya ganti dan kembali jalan.
Hujan di malam itu membuatku berfikir untuk sejenak menginap di pulau ini sehari,
Siapa tau besok cuaca cerah.
18 Oktober 2017
Pagi itu saya coba tidak langsung menuju pelabuhan padang bay. Saya keliling2 Bali dulu sampai sore, dan akhirnya di sore itu saya bergegas menuju pelabuhan padang bay.
Seblum menyebrang saya tarik tunai lagi di pelabuhan berjaga ada hal2 yg tidak diinginkan.
Oh iya tidak lupa beli lalapan ayam di pelabuhan, karena di dalam kapal pastilah makanan mahal. Akhirnya seusai beli tiket kapal, kita harus menunggu bongkar muat kapal yg baru bersandar yg cukup lama sekitar 2 jam.
Barulah kita bisa masuk kapal, dan baru kali ini petugas parkir menyarankan motor saya ini di standart 1 miring dan diikat didekat tiang, supaya tidak jatuh jika ada ombak, efek sampingnya motor jadi agak lecet di sisi kanan karena sengaja di senderkan ketiang.
Okelah yang penting aman.
Dan benar saja ketika kapal baru saja jalan selama 1 jam di malam itu, ombak besar mengayun ayunkan kapal, tidur ku terbangun karena khawatir. Karena baru kali ini naik kapal sampai seperti ini ombaknya.
Benar kata petugas kantin di kapal, kalo kita ini berada di tengah selat yang terpaan anginnya cukup kencang dan juga tidak ada pulau yg membuat angin terpecah. Lalu tekanan laut jawa dan samudra hindia juga berbeda dan bertemu di selat ini. Tapi jangan khawatir katanya.
19 Oktober 2017
pukul 03.00 pagi, kapal baru berlabuh di lembar.
Dan saya bergegas menuju motor dan benar saja, motor lecet di bagian kanan karena terkena goncangan. Tapi gpp dari pada motor saya rubuh kalau tidak di ikat.
Turun dari kapal berbarengan pemotor lokal lain. Belum sempat melihat Google maps kemana rutenya, saya lebih memilih ikut ngekor pemotor warga lokal yang keluar bareng dari kapal. Karena kalau berhenti takut ga ada sinyal, dan saya kehilangan kawan jalan.
Sekitar 30 menit mengikuti dari 10 motor terpecah pecah tinggal 2 motor.
Dan akhirnya dia belok kerumahnya. Dan saya ga tau saya ada di mana. Lalu lalang sepi dan gelap 😔
Baru saya buka google maps ternyata saya ada di Mataram.
Oke, sekarang kita coba keluar dari sini dan menuju ke pelabuhan kayangan.
Dan wushhhhhh. 100kpj lari kita.. Jalan sepi sampai akhirnya ramai karena ada pasar pagi.
Dan disini saya liat di google maps tinggal beberapa menit lagi sampai di pelabuhan.
Dikit demi sedikit sebelah kiri saya cahaya matahari mulai menerangi gunung rinjani.
Dan tara..
Dari kejauhan pelabuhan itu Sudah terlihat. Masuk pelabuhan sempat ada antrian menuju kapal, saya tinggal sebentar buat buang air kecil, selang beberapa menit saya di panggil2 oleh petugas katanya kapalnya datang, mohon segera naik, karena kapal berikutnya akan lama lagi.
Dan saya buru buru.
Dan lagi2 bareng warga lokal menunggu masuk kapal sambil melihat pemandangan sekitar.
Dan dari kapal baru saja keluar bis bis yang biasa ada di jakarta seperti rasa sayang, tiara mas, surya kencana. Wow amaizing. Terlintas dari benak saya, gimana rasanya naik bis itu yang berkali kali nyebrang pulau, pastilah panas pantatnya hehehehe.
pukul 08.30 Setelah menyebrang selama 2 jam. Akhirnya sampailah kita di sumbawa. Tapi kenapa sepertinya tanahnya tandus ya? Apa karena musim kemarau disini?
akhirnya kita riding santai disni. Dan ketemu plang yang ga asing. Dan coba foto disitu.
Lanjut jalan kembali, saya disuguhkan kiri laut lepas, kanan bukit2 Dan angin semliwir2. Seperti pantura jaman dahulu dimana ketika naik bis, sebelah adalah laut lepas. Sekarang sudah banyak perumahan dan lautnya coklat.
Selang memanjakan mata, garis pantai menghilang dan berganti padang savana gersang. Disini saya beberapa berpapasan dengan anak nmax tapi karena saya ga mau kesorean saya lebih memilih tidak mampir2 dulu.
Oh iya riding di sumbawa cocok yang suka jalan sepi dan suka kecepatan.
Tapi ingat, disini kalian harus berhati2 karena bisa saja hewan seperti kambing, sapi, kuda, kerbau, biawak nyebrang sembarngan.
Beberapa kali jetmax harus rem mendadak karena kaget ada kambing tiba2 nyebrang. Bahkan kalau di klakson kambingnya nyebrang balik lagi. Bikin tambah panik.
Pukul 14.00 tiba di desa empang namanya, isi bensin full tank buat berjaga karena pom bensin di pulau sumbawa sangatlah jarang. Kalau tangki cuma berkapasitas dibawah 5 liter, lebih baik riding bawa drijen.
Singkat perjalanan tibalah saya di kota BIMA.
Sumpah ini kota keren banget kalau sore hari. Disamping kiri kalian bakalan disuguhin sunset indah banget. Di tepian pantai kita bisa pilih spot mana aja buat bersantai menghabiskan sore, tanpa arus takut ada pengamen, tukang parkir dll yg ngerusak suasana tenang itu.
Setelah puas menghabiskan sore ditanah bima.
Saya langsung menuju pelabuhan SAPE.
Disini ni saya yang ga ketahui, dan ga dapet informasi dari google. Bawasannya kapal menuju labuhan bajo hanya berlayar 1 hari 1x di jam 9 pagi.
Dan sekarang jam 8 malam saya tiba di pelabuhan sape.
Saya dengan pede masuk pelabuhan dan menuju loket. Ehhh loketnya tutup. Dan saya lihat banyak truck parkir yang ga nyebrang.
Saya di tegur sama orang disana, mau kemana ?
"Labuhan bajo pak" kataku
"penyebrangan hanya 1x di jam 9 pagi"
"ahhhhh sial harus gimana kalau seperti ini?"
Disana ada penginapan murah untuk menunggu esok pagi, cobalah kesana"
Akhirnya saya menginap sampai besok pagi untuk menyebrang.
20 Oktober 2017
Pukul 8 pagi bergegas ke loket yg sudah dibuka. Dan awalnya saya nannya kenapa 1x sehari?
Karena dulu pernah dibuat 2x sehari pagi sore, tapi penumpangnya sedikit. Jadi dibuat 1x sehari. Dan kamu beruntung cuacanya sedang bagus, karena kalau awal tahun cuaca bisa ga bersahabat, bisa2 kamu selama seminggu ga bisa nyebrang karena ga ada kapal.
Alhamdulillah kalau begitu, ternyata saya pilih riding kali ini tepat waktunya.
Masuklah ke kapal dan tidak lupa beli makanan dulu dipelabuhan. Penyebrangan memakan waktu 6 jam dan kita dikelilingi warga2 lokal yang mungkin wajah saya yang paling asing.
Singkat cerita perjalanan kapal sudah setengah jalan, saya lapar dan saya memilih makan di atas kapal sambil melihat gugusan2 pulau yang indah disana.
Ya waktu saya makan, ada bapak2 naik juga keatas kapal membawa bungkusan makanan dan jalan kearahku.
Sambil berkata dalam hati, "ini orang kenapa ya? Kan bisa makan di sudut sana atau sana, gladak kapal ini kan luas, kenapa mendekatiku dan ikut makan disampingku".
Sambil duduk bapak itu menyapa sambil tersenyum, "hey makan makan"
Terjadilah obrolan :
(S) saya, (B) bapak
S = oh iya mari pak.
B = enak makan disini lihat pemandangan.
S = iya pak, bener. Di tempat saya tidak ada yang seindah ini, saya bersyukur masih bisa menikmatinya.
B = memang kamu ini dari mana?
S = saya dari jakarta pak
B = Ooo Jakarta mana? Saya pernah di priok
S = Tebet pak, tau?
B = ohhh ya ya saya tau walaupun itu sudah lama, saya kan sopir truck. Pantas saja wajah kamu ini seperti bukan warga lokal,
Kamu naik motor?
S = Iya pak
B = wah hebat sekali kamu, soalnya saya tadi lihat di bawah tidak ada mobil. Hanya ada beberapa truck dan motor. Hebat hebat. Memang tujuannya kemana?
S = saya ingin ke danau kelimutu dan pulau komodo pak.
B = yakin kamu tujuannya mau berwisata ? Bukan kabur dari rumah? (tanyanya sambil tertawa)
S = wahhhh yakali kabur.
B = eh tapi jangan salah, di NTT sana banyak orang pelarian dari pulau jawa bali lombok sana, contoh pernikahan nya tidak di restui, jadi kawin lari, dan mengadu nasib diNTT.
Nih tetanggaku sendiri. Dulu dia datang seperti orang nyasar, tidak tau mau kemana dan mau bertahan hidup seperti apa, tapi warga kami sambut dengan tangan terbuka, kta tawarkan tempat tinggal, makan minum pun kita kasih, lalu esoknya warga2 tanya apa keahliannya? Nanti akan dibantu untuk bertahan hidup di sini.
Katanya dia bisa masak nasi goreng.
Lalu wrga membuatkan gerobak dan mengajaknya kepasar, selang beberapa tahun saya tinggal merantau menjadi sopir truck, ketika saya kembali, orang itu sudah mempunyai anak 2, punya mobil innova dan setiap tahun pulang kampung ke kediri, dan menunjukan bahwa dia sukses dengan jodohnya.
Orang timur sana wajahnya saja seram seram, hatinya baik. Tapi jangan sekali2 kebaikan itu di manfaatkan yang tidak baik.
Kamu ni nanti coba aja jalan, ketika haus, ada pohon kelapa, kamu minta sama pemiliknya. Eee tidak ada yang pemiliknya yg menolak, bahkan pemiliknya yang memanjat dan mengambilkan untukmu.
Bahkan jika sudah tidak haus kamu disuruh bawa 3 atau 4 buah kelapanya untuk bekal.
Atau jika nanti dijalan kamu kehujanan, kamu neduh di halaman atau teras rumah warga sana, kamu pasti disuruh masuk. Disuruh keringkan badan, mandi atau sekedar masak masak mie, pasti itu ..
Warga timur sana baik, tidak peduli walau itu dengan orang asing.
Karena apa? Kita orang tau karma. Kita punya anak, anak kita sedang merantau kejakarta, pastilah mereka menganggap kalian seperti anaknya, dan berdoa anaknya di jakarta sana tidak dijahati orang.
S = ohhhh baik banget ya pak. Teenyata welcome sama pendatang
B = nanti kalau kamu mau ke kalimutu, mampir ke rumah saya didaerah ruteng.
S = oh iya pak makasih loh
B = di tempat saya sana dingin, karena berada di ketinggian. Nanti pasti kamu lewat sana.
Atau kalau kamu mau ke pulau komodo dulu. Kamu bisa ke pasar nelayan sana, naik taksi harganya sekitar 50rb, dari pada kamu harus sewa kapal jutaan.
Bilang saja kamu mahasiswa dari jakarta mau penelitian. Pastilah hati dia orang cair dan ingat anaknya yang merantau kejakarta. Dan di kasih harga murah.
Sayangkan kamu jauh2 ke NTT tapi tidak ke pulau komodo cuma karena sewa kapalnya mahal?
S = wahhh makasih sarannya ya pak, berguna banget.
B = iya ya, yang penting kamu niat datang ke flores sana dengan niat baik bukan dengan niat jahat, jika niat jahat maka celakalah.
S = iya makasih ya pak.
Singkat cerita ngobrol sampai akhirnya kita haus dan bapak itu pamit turun buat minum, dan saya memilih menikmati pemandangan dan mencoba saran dari bapak tsb.
Sesampainya di labuhan bajo saya pun turun dan langsung jalan mencari penginapan.
Setelah dapat penginapan, saya keliling2 labuhan bajo sambil tanya2 di pasar ikan untuk taksi laut untuk menuju pulau komodo.
Dan benar ada, kapalnya ada 3x dalam seminggu.
Keesokannya saya naik kesana dan balik lagi ke labuhan bajo untuk melanjutkan perjalanan ke kalimutu.
Paginya saya cek google map, jaraknya dekat sekitar 10 jam dari labuhan bajo ke ende
Seperti jakarta semarang.
Tapi pas dijalanin behhhhhh... Itu tikungannya banyak banget 😵😵😵
Ini yang suka cornering pun bakalan pegel disini.
Konstur aspal alus bnget memang.
Tapi ketika kita menuju ruteng itu naik turun. Ngebelah gunung. Bahkan disaat mau ke desa waerebo pun keburu ga jadi takut kemaleman dijalan.
karena tadi ngerasa liat di google maps jalanannya lurus doang. ehh pas tak zoom kok bisa muter2 gini jalannya.
Bahkan ketika mau ke bajawa dan ende itu jalanannya alus sih tapi lebih keriting jalannya dari pada rambutnya keribo Kukuh Prasetya.
Akhirnya karena dana tidaklah cukup kalau harus menginap2 lagi. Baru sampai ende. Kita puter pala ke labuhan bajo lagi.
Sayangnya saya lupa cas HP dan tidak bisa mengabadikan disaat perjalanan.
Memang semakin ke timur indonesia peradaban semakin hilang. Listrik, sinyal susahnya.
Esok harinya saya sudah hrus bersiap kembali setidaknya menginjak pulau jawa.
Keberangkatan kapal labuan bajo jam 9 pagi,sampai pelabuhan sape jam 4 sore.
Jadi terpaksa disaat sampai pelabuhan sape,
Saya harus ridinG malam hari dengan di hantui gelap sepi dan binatang2 yang sering nyebrang tengah jalan.
Gelapnya flores dan sumbawa itu jangankan cahaya lampu jalanan, cahaya bulan aja ga nampak di aspal karena hutan disana lebat.
bahkan disaat saya lari 80kpj di malam hari, saya di salip oleh tukang bakso yang menggunakan motor. Wahhhhhhh. Ga mau kalah saya ikuti dibelakang tukang bakso, saya liat speedo ternyata dia lari 90kpj.
Itu bakso nya bisa2 ga ada kuahnya itu kalo ngerem 😂😂
Mentang2 jalanan sepi.
Tapi alhamdulillah sampai lombok, ketemu om adi anak nmax ketika saya lagi tidur di SPBU, disuruh mampir ke restorannya yg terkenal di lombok. Di bekali makanan biar perut ga kosong juga. Makasih om adi 😂
Nyebrang bali malam, hujan deras sampai gilimanuk dan sampai pulaujawa disuruh mampir lagi sama achadi, ibunya sangat khawatir sama saya karena flores itu jauh dan bahaya katanya.
Akhirnya esoknya riding ke sidoarjo disuruh istirahat dulu agar kembali kejakarta lagi selamat. Tidak ada kurang sedikit pun
Walau saat di sidoarjo jetmax sempat mati total. Yang akhirnya harus di bongkar di markas SOI.
Setibanya di jakarta langsung dapet hidayah dari bapak yang t di kapal waktu di labuan bajo. Kalau usaha pasti akan sukses.
Akhirnya saya buka usaha sosis bakar sekarang.
Ya di balik perjalanan ada banyak cerita dan pelajaran hidup.
Dan beberapa point yg bisa diambil
Enaknya jika jalan sendiri itu
- bebas
- Mandiri
- Survival
- Irit
- Penuh perhitungan
- Mengenal warga lokal lebih dekat, karena tidak ada yang akan bisa membantu kalau bukan warga sekitar.
Ga enaknya ga ada yang tau kalau kita kenapa2 ....
Berikut dokumentasi foto selama perjalanan biker YUN dari Jakarta hingga finish di FLORES
Repost dari Beranda FB YUN
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar